<-- Twitter Summary card images must be at least 120x120px --> Kuliah Tamu Bertajuk "Pengajaran & Pembelajaran Berbasis Artificial Intelligence (AI)", Prof. Arskal: Kita Sebagai Pengajar Harus Berdamai dengan AI - STAI Ibnu Sina Batam

Berita

Kuliah Tamu Bertajuk "Pengajaran & Pembelajaran Berbasis Artificial Intelligence (AI)", Prof. Arskal: Kita Sebagai Pengajar Harus Berdamai dengan AI

01 November 2024 60

Batam, 1 November 2024 – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Sina Batam mengundang Prof. Dr. H. M. Arskal Salim GP., M.Ag untuk memberikan kuliah tamu bagi mahasiswa pascasarjana STAI Ibnu Sina Batam. Prof. Arskal yang menjabat sebagai Sekretaris Badan Litbang Diklat Kementerian Agama menyampaikan kuliah berjudul: “Pengajaran & Pembelajaran Berbasis Artificial Intelligence (AI).

Turut hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh penting lainnya, diantaranya Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Dr. H. Zulkarnain, S.Ag., M.H., Ketua STAI Ibnu Sina Batam, Dr. H. Muhammad Juni Beddu, Lc., MA., Wakil Ketua I STAI Ibnu Sina Batam, Miswanto, S.Pd., M.Pd., Wakil Ketua II STAI Ibnu Sina Batam, Hendra Findy Firdaus Prasetyo., SE., MM., Wakil Ketua III STAI Ibnu Sina Batam, Neri Aslina, SH.I., MA., dan Kepala Prodi Pascasarjana STAI Ibnu Sina Batam, Dr. Ita Tryas Nur Rochbani, S.Pd., M.Pd.

Ketua STAI Ibnu Sina Batam, Dr. Juni dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Prof. Arskal yang telah menyempatkan diri untuk menyampaikan kuliah tamu ini. “Kami mewakili civitas akademika STAI Ibnu Sina Batam mengucapkan terima kasih atas waktunya Prof. Arskal. Tentunya mahasiswa pascasarjana sudah sangat penasaran akan kuliah tamu mengenai AI ini,” ujarnya.

Hal pertama yang disampaikan Prof. Arskal dalam kuliah tamu kali ini adalah tentang perkara yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi sistem pengajaran, yaitu adanya generation gap antara pengajar dan yang diajar. Ia menjelaskan bagaimana jarak antar generasi ini mempengaruhi para guru, dosen dan sejenisnya dalam mengajar.  “Setiap generasi memiliki pola dan metode sendiri dalam pembelajaran,” ujarnya.

Lebih lanjut Prof. Arskal menyampaikan sebuah fakta bahwa Gen Z, yaitu mereka yang lahir di tahun 1997-2012, menjadi populasi yang terbanyak di Indonesia. Oleh karenanya diperlukan metode yang sesuai karakter mereka, berbeda misalnya dengan generasi X yang lahir di tahun 1965-1980. “Terlebih saat ini di Indonesia, Gen Z mendominasi. Mereka ini lebih melek dengan teknologi termasuk AI, berbeda dengan Gen X atau yang disebut juga generasi kolonial yang tidak tumbuh dengan teknologi, beda zamannya, mereka masih sering dipakasa untuk belajar, dipukul dulu baru mau ngerjain tugas,” ujarnya.

Prof. Arskal menegaskan tentang perlunya menimbang nilai-nilai positif dan negatif dari adanya AI. “Apa-apa sekarang bisa menggunakan AI, buat tugas, presentasi, terjemah, semuanya bisa. Namun perlu diperhatikan sebagai pengajar, bagaimana menentukan cara untuk tetap melatih cara berfikir siswa/mahasiswanya, jangan sampai AI mematikan kemampuan berfikir atau analisa yang diajar,” ujarnya.

Walaupun teknologi AI semakin berkembang pesat, Prof. Arskal menjelaskan bahwa sampai kapanpun AI tetap tidak dapat menggantikan peran pengajar dalam beberapa hal. Ia juga menegaskan perlunya koeksistensi antara pengajar dan AI. Ia mengatakan, “Ada yang mungkin bisa digantikan AI, tetapi ada juga yang tidak bisa diganti sampai kapanpun, yaitu sisi emosional, dimana pengajar dibutuhkan untuk berempati memahami karakter atau sifat yang diajar, memantau perkembangan diri peserta didik. Oleh karenanya kita harus berdamai dangan AI, harus saling melengkapi.” Ujarnya.

Kuliah tamu ini pun dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dimana intisari yang ditanyakan adalah bagaimana menerapkan teknologi AI di lingkungan pesantren, serta saran yang disampaikan Prof. Arskal adalah membangun laboratorium komputer bagi santri, supaya tidak ketinggalan perkembagan teknologi. Doa dan foto bersama mengakhiri acara ini dimana harapan besar agar civitas akademika STAI Ibnu Sina Batam terutama mahasiswa pascasarjana yang umumnya merupakan calon pengajar agar mampu memperhatikan peran teknologi AI dalam sistem pengajaran dan pembelajaran.

 

#staiibnusina #artificialintelligence #kuliahtamu #mahasiswapascasarjana #profesionaldanreligius